menatap terjal kerikil di jalanku
menapakkan kakiku demi sesuap nasia
ku berdiri gontai penuh peluh
tapi tangan tak pernah aku lipat
aku masih aku yang dulu
namun hatiku tlah merah karna dunia
darahku tak hanya mengalir lagi
masih aku manatap awan dan jalan yang berkerikil
tak hanya sampai disini aku harus melangkah
jauh dan masih jauh saat tanganku harus kulipat
menggapai angan aku tetap berjalan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar