Kamis, 10 Juli 2008

Tangisan Anak Negeri

Negeriku tercemar mulut serakah berbusa
Berubah warna bagaikan tertepa terik
Paginyapun tak dingin lagi
Tersapu bau mulut para pendusta

Anak negeriku terkapar lapar
Menanti iba yang tlah tiada
Tak ada lagi ramah
Berganti sombong dan amarah

Negeriku menangis
Menatap dosa para pemerkosa
Negeriku menjerit
Melihat si miskin tak berbalut kain

Hendak kemana anak negeri
Tetatp disini namun terus dicaci
Hendak pergi kau tak berbekal secuil roti
Hanya terus menangis tanpa berharap pasti

Negeriku banjir darah
Lukamu penuh nanah
Tiada hendak hati melangkah
Sebab hari esok tak berarah

Tidak ada komentar: